Menteri Bahlil akan Batasi Pembangunan Smelter di Indonesia, Ada Apa?

Menteri Bahlil akan Batasi Pembangunan Smelter di Indonesia, Ada Apa?
Sumber: Dunia Tambang

Menteri Bahlil akan Batasi Pembangunan Smelter di Indonesia, Ada Apa?

“Alasan dibalik aksi pemerintah ini adalah tidak lain untuk mendorong penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada green energy dan green industry.”

Indonesia per November 2022 tercatat telah memiliki sekitar 15 smelter nikel. Pemerintah diketahui semakin gencar untuk mendorong pertumbuhan energi bersih di Indonesia. Sebagai contoh, baru-baru ini Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam suatu kesempatan menegaskan bahwa pemerintah akan membatasi pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) yang tidak berorientasi pada produk energi hijau.

“Ke depan kita akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada green energy,” kata Bahlil Lahadalia dilansir Okezone, Jumat (13/1/2023).

Sebagaimana diketahui, saat ini melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, mewajibkan kepada setiap pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), termasuk Kontrak Karya, untuk membangun Smelter (pengolahan dan pemurnian mineral batu bara) yang menyatakan bahwa Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengelolaan dan pemurnian hasil pertambangan di dalam negeri.

Lantas, Bahlil menjelaskan bahwa alasan dibalik aksi pemerintah ini ialah tidak lain untuk mendorong penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada green energy dan green industry. 

Sebab, sebagai contoh, Bahlil menjelaskan bahwa saat ini produk khusus smelter seperti bijih nikel adalah Nikel Pig Iron (NPI). Sedangkan, NPI itu sendiri di Indonesia menurutnya sudah tidak lagi banyak. Sehingga untuk menyeimbangi hal tersebut, Pemerintah akan menata kembali kebijakan smelter dengan salah satunya melakukan pembatasan tersebut.

“Harus seimbang antara smelter yang mau kita bangun dengan cadangan bahan baku yang ada. Nah, sekarang kita dorong sektor hilirisasi dengan nilai tambah 80%,” jelas Bahlil.

Adapun dilansir Databoks, Indonesia per November 2022 tercatat telah memiliki sekitar 15 (lima belas) smelter nikel. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki 2 (dua) smelter bauksit, 2 (dua) smelter tembaga, 1 (satu) smelter mineral mesin dan 1 (satu) smelter mineral mangan.

Dalam waktu yang akan dekta pula, akan dibangun smelter nikel oleh PT Vale Indonesia di daerah Kolaka, Sulawesi Tenggara yang menurut Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan, akan menjadi yang terbesar di dunia. 

AA

Dipromosikan