Mau Berhasil Menerapkan ESG dalam Bisnis? Ini Tipsnya!

Mau Berhasil Menerapkan ESG dalam Bisnis? Ini Tipsnya!
Image Source: progressturesolar.com

Mau Berhasil Menerapkan ESG dalam Bisnis? Ini Tipsnya!

“Peraturan mengenai Environmental, Social, dan Governance (ESG) di Indonesia cukup sporadis. Artinya, tidak ada satu standar yang legally binding (mengikat secara hukum) untuk semua industri.”

Saat ini di Indonesia sudah ada komitmen berupa laporan berkelanjutan (mandatory report) yang ditujukan untuk perusahaan-perusahaan lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik yang berada di dalam ruang lingkup Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Terkait hal ini diatur dalam Peraturan OJK Nomor 51 Tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik (POJK No.51/2017)

Terdapat delapan prinsip dalam melakukan laporan berkelanjutan berdasarkan POJK No.51/2017, yaitu prinsip investasi bertanggung jawab, prinsip strategi dan praktik bisnis berkelanjutan, prinsip pengelolaan risiko sosial dan lingkungan hidup, prinsip tata kelola, prinsip komunikasi yang informatif, prinsip inklusif, prinsip pengembangan sektor unggulan prioritas, dan prinsip koordinasi dan kolaborasi. 

Hal ini menjadi pokok utama pembahasan dalam Friday I’m In Law Series “Penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) dalam Melakukan Bisnis” yang diselenggarakan oleh KlikLegal pada Jumat (23/6/2023). Bersama narasumber Rudi Bachtiar Rifai, yang merupakan Partner Arma Law, mekanisme penerapan ESG dibahas secara lengkap, mulai dari regulasi, aspek, hingga faktor keberhasilan penerapan ESG. 

Kemudian, Rudi membahas mengenai tiga prinsip utama ESG, yang terdiri dari Environmental, Social, dan Governance. Oleh karena itu, dalam melakukan investment decision making tidak hanya bertumpu pada aspek finansial, komersial, atau legal saja, melainkan juga dari aspek ESG-nya.

Aspek-Aspek ESG

Environmental 

Menurut Rudi, tidak ada standarisasi yang baku di Indonesia, karena ada beberapa sporadis di beberapa aturan. Melansir dari ojk.go.id, faktor lingkungan ini ketika perusahaan mempertimbangkan dampak operasional bisnis terhadap lingkungan. 

Baca Juga: Perlindungan Merek di Era Digital, Ini Tipsnya!

Serta peran perusahaan sebagai pengurus lingkungan, unsur lingkungan meliputi penggunaan energi ramah lingkungan, pengelolaan limbah, partisipasi dalam konservasi sumber daya alam tak tergantikan, dan lain sebagainya. 

Social

Sosial mencangkup hak asasi manusia, standar tenaga kerja dalam rantai pasokan, segala paparan terhadap pekerja anak ilegal, dan masalah yang lebih rutin, seperti kepatuhan terhadap kesehatan dan keselamatan tempat kerja. Dalam hal ini perusahaan juga mempertimbangkan hubungan dan reputasi perusahaan terhadap stakeholder-nya

Nilai sosial juga meningkat jika perusahaan terintegrasi dengan baik dengan komunitas lokalnya. Oleh karena itu, ‘izin sosial’ juga diperlukan untuk beroperasi dengan bertujuan. 

Governance 

Ini merupakan faktor tata kelola  dari perusahaan yang mempertimbangkan prinsip tata kelola perusahaan dalam mengatur dirinya sendiri, unsur dari tata kelola yaitu kepastian tidak terlibat dalam kegiatan ilegal, kepastian tidak adanya kontribusi politik untuk memperoleh perlakuan istimewa dari penerima kontribusi, dan lain sebagainya. 

Tips Menerapkan ESG dalam Bisnis

Menurut Rudi, saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan atau entitas bisnis yang mulai melakukan implementasi ESG dalam bisnisnya. Dalam hal ini, implementasi bisa merujuk ke berbagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk pengelolaan lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan kinerja mutu tata kelola. 

Terdapat beberapa tips dalam menerapkan ESG pada bisnis, yaitu: 

Melibatkan Stakeholders Lokal

Menurut Rudi, untuk dapat menerapkannya dalam bisnis, harus melibatkan komunitas lokal, Non-Governmental Organization (NGO) lokal, dan regulatory bodies yang dapat memberikan masukan dari segi konteks kulturalnya, sehingga mendorong untuk menciptakan kolaborasi yang berkelanjutan. 

Mendapatkan Informasi Terkait ESG dengan Baik

Rudi menyampaikan bahwa ESG sangat berkembang. Indonesia sendiri misalnya, saat ini progres ESG sudah lumayan berkembang walau masih tidak sebanding dengan Eropa maupun negara-negara lainnya. 

Jadi, apabila akan menerapkan ESG dalam bisnis, maka harus selalu mengikuti perkembangannya. Hal ini tidak hanya terkait dengan laporan berkelanjutan saja, tetapi juga terkait dengan mitigasi perubahan iklim (climate change mitigation), energi konservasi, atau pun decent work living. 

Semua ini dilakukan untuk menghindari potensi risiko hukum dan reputasi sebuah perusahaan tersebut. 

Mencari Ahli Hukum

Ahli hukum memang penting, tetapi menurut Rudi, perusahaan tersebut juga harus mencari ahli ESG. Hal ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan ESG untuk transaction considerations, pengamanan bisnis, serta meminimalisir apa pun potensi risiko. 

AP

Dipromosikan