AirAsia Ride, Siap Bersaing Dalam Bisnis Transportasi Online

AirAsia Ride, Siap Bersaing Dalam Bisnis Transportasi Online

AirAsia Ride, Siap Bersaing Dalam Bisnis Transportasi Online

AirAsia telah memiliki bekal pengetahuan tentang transportasi online berkat aksi akuisisi yang mereka lakukan terhadap Gojek di Thailand pada 7 Juli 2021.

Persaingan bisnis transportasi online memang dapat dikatakan menguntungkan karena demand masyarakat yang cukup tinggi. Apalagi di masyarakat kota-kota besar. Lebih lagi ketika pandemi menyerang, sehingga banyak bisnis yang mulai banting setir agar bisa bertahan dalam pandemi.

AirAsia yang merupakan maskapai penerbangan mengalami dampak pandemi yang cukup signifikan. Karena negara-negara menerapkan lockdown sehingga aktivitas penerbangan pesawat antar negara pun menurun. Jangankan antar negara, antar kota atau provinsi turut menurun.

Hal ini membuat AirAsia mendarat dan mengaspal. AirAsia Group Bhd pada 24 Agustus lalu resmi meluncurkan layanan baru dalam transportasi online atau ride hailing dengan nama AirAsia Ride, di Malaysia.

Dilansir dari The Edge Markets, AirAsia Ride diluncurkan terlebih dahulu di Kuala Lumpur, menurut CEO AirAsia Ride, Lim Chiew Shan, layanan ride hailing ini akan diperluas ke negara bagian lain seperti Selangor, Penang, Johor, Kelantan, Sabah, Sarawak pada akhir 2021. Menurut Lim, saat briefing dengan media di Malaysia pada Agustus lalu, yang membedakan AirAsia Ride dari yang lain di pasar transportasi online adalah wawasan atau insight dan data yang unik yang AirAsia miliki karena posisi mereka sebagai super app yang memiliki maskapai penerbangan, dan memiliki produk vertikal yang kuat di e-commerce, fintech, logistik, dan sekarang e-hailing.

Lim menambahkan bahwa ini akan memungkinkan Perusahaan untuk memanfaatkan data dan algoritmanya untuk menyediakan perjalanan yang mulus mulai dari pemesanan penerbangan hingga pra-pemesanan perjalanan mereka ke bandara, serta untuk perjalanan pulang mereka semua dalam aplikasi super.

Penumpang dapat memilih jenis kendaraan dan pengemudi yang mereka sukai, dengan layanan yang melakukan konsep “driver-forward” yang akan memungkinkan pengemudinya meningkatkan pendapatan mereka secara keseluruhan.

Dilansir dari Malay Mail, pengemudi AirAsia Ride bisa mengambil keuntungan bersih sebesar 85% dari tarif perjalanan penumpang. Adapun tarif AirAsia Ride sebesar 1 Ringgit/km atau sekitar Rp 3.400 (tidak termasuk biaya tol). Hal yang berbeda dengan pemain lainnya,  AirAsia Ride juga membolehkan penumpang memesan layanan AirAsia Ride dengan mendatangi driver secara langsung (real-time).

Untuk meningkatkan pendapatan, para pengemudi AirAsia Ride juga diizinkan untuk menerima jasa antar barang, seperti parsel atau makanan. Sama seperti layanan ride-hailing umumnya, penumpang juga dimungkinkan untuk memanfaatkan poin sebagai metode pembayaran atau potongan harga (diskon).

Di Malaysia, AirAsia Ride telah memiliki 1.500 pengemudi. AirAsia menargetkan dalam 6 bulan ke depan, jumlah pengemudi mereka bertambah 5.000 pengemudi, sehingga totalnya sekitar 6.500 pengemudi.

AirAsia telah memiliki bekal pengetahuan tentang transportasi online berkat aksi akuisisi yang mereka lakukan terhadap Gojek di Thailand pada 7 juli 2021. Akuisisi dilakukan melalui AirAsia Digital dengan harga US$50 juta. Hal ini menyebabkan AirAsia dapat mempelajari dengan baik sistem yang dimiliki Gojek. Layanan AirAsia Ride di Malaysia juga bisa menjadi modal bagi AirAsia untuk merumuskan layanan yang lebih baik dibandingkan milik kompetitor. AirAsia akan menguji dahulu layanannya di pasar Malaysia sebelum masuk ke pasar yang lebih besar.

AirAsia Group juga bertujuan untuk menawarkan layanan di negara lain di kawasan ASEAN, menurut orang nomor satu AirAsia, Tony Fernandes, Malaysia adalah langkah pertama. Thailand akan menyusul, lalu masuk ke Indonesia, Filipina, Singapura, dan sebagainya. Jadi akan ada dua peluncuran, satu di Malaysia, dan akan ada peluncuran Asean juga yang akan dilakukan secepatnya.

 

MEL

Dipromosikan