Perkuat Perusahaan, Unit Usaha Grup Sinarmas Akuisisi Perusahaan Tambang Australia

Perkuat Perusahaan, Unit Usaha Grup Sinarmas Akuisisi Perusahaan Tambang Australia
Image Source by detik.com

Perkuat Perusahaan, Unit Usaha Grup Sinarmas Akuisisi Perusahaan Tambang Australia

Dengan mengakuisisi perusahaan ternama Australia, BHP Minerals, Stanmore Resources Bisa memperpanjang umur perusahaannya lebih dari 25 tahun produksi dan menjadikannya sebagai produsen batubara metalurgi terkemuka secara global.

Perusahaan pertambangan Australia, BHP Minerals Pty Ltd telah melepaskan 80% kepemilikan sahamnya di BHP Mitsui Coal (BMC) kepada salah satu anak usaha tidak langsung PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA), Stanmore Resources SMC Holdings Pty Ltd (SMC) melalui penandatanganan perjanjian jual beli pada Senin (8/11). Perjanjian tersebut dilakukan melalui akuisisi seluruh saham Dampier Coal (Qld) Pty Ltd oleh SMC.

Sebagai informasi, SMC juga termasuk kepada anak usaha Golden Energy and Resources Ltd (GEAR), unit usaha Grup Sinarmas. GEAR adalah perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura (SGX) sedangkan Stanmore terdaftar di Bursa Efek Australia (ASX). GEAR adalah perusahaan yang 86,87% sahamnya dikuasai oleh Grup Sinarmas lewat DSSA. 

Adapun nilai dari transaksi tersebut sebesar US$ 1,35 miliar atau sekitar Rp 19,25 triliun dengan asumsi kurs Rp 14,259 per US$. 

Dalam keterangannya di laman Bursa Efek Indonesia, Sekretaris Perusahaan DSSA Susah Chandra memaparkan bahwa pembayaran atas 80% saham tersebut dilakukan secara bertahap dengan menggunakan kombinasi pendanaan internal dan eksternal.

Terdapat tiga tahap pembayaran, pertama, sebesar US$ 1,1 miliar yang akan jatuh tempo ketika penyelesaian rencana transaksi (diperkirakan terlaksana pada tahun 2022). Tahap kedua, sebanyak US$ 100 juta jatuh tempo enam bulan setelah penyelesaian rencana transaksi. Tahap ketiga, pembayaran hingga maksimum US$ 150 juta berdasarkan mekanisme bagi hasil atas pendapatan jika harga jual rata-rata berada di atas ambang tertentu selama periode dua tahun, jatuh tempo dalam waktu tiga bulan setelah akhir periode pengujian yang (diperkirakan tahun 2024).

BMC itu sendiri saat ini memiliki tambang aset batubara metalurgi yang berlokasi di Queensland, Australia yang terdiri atas South Walker Creek dan tambang Poitrel dengan total produksi batubara metalurgi sejumlah 10 metrik ton per tahun, memiliki total cadangan sebanyak 171 metrik ton serta proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan.

Aset yang dilepas oleh BMC adalah South walker Creek, tambang batu bara metalurgi Poitrel, infrastruktur Red Mountain dan pengembangan sumur Wards Well. Poitrel dan South Walker Creek diketahui masih memiliki cadangan lebih dari 135 juta ton batubara metalurgi.

Transisi dari Emisi Karbon Besar

Mengutip dari CNBC Indonesia, CEO Stanmore Mercelo Matos mengatakan transaksi ini akan membuat Stanmore menjadi salah satu produsen batubara metalurgi terkemuka secara global serta memberikan Stanmore portofolio aset Tier 1.

“Akuisisi ini memberikan cadangan dan basis sumber daya dan aset yang meningkat secara signifikan dengan masa pakai tambang yang diharapkan melebihi 25 tahun produksi, memposisikan perusahaan untuk menghasilkan arus kas substansial dan peluang pertumbuhan di masa depan,” ucap Matos.

Sementara itu, CEO BHP Minerals Australia, Edgar Basto mengatakan bahwa penjualan aset ini sejalan dengan usaha perusahaan untuk melakukan transisi dari emisi karbon besar. 

“Transaksi ini sesuai dengan strategi BHP, memberikan nilai bagi perusahaan dan pemegang saham kami serta memberikan kepastian bagi tenaga kerja BMS dan masyarakat setempat,” ucap Edgar.

NR

Dipromosikan