Masih Proses Restrukturisasi Utang, Garuda Kurangi Rute Penerbangan

Masih Proses Restrukturisasi Utang, Garuda Kurangi Rute Penerbangan
Image Source by flightglobal.com

Masih Proses Restrukturisasi Utang, Garuda Kurangi Rute Penerbangan

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memutuskan akan mengoptimalisasi rute penerbangan dengan berfokus pada rute domestik.

Dikutip melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) (16/11), Garuda Indonesia menyatakan akan menutup total 97 rute penerbangan pada tahun 2022.  Pengurangan intensitas penerbangan internasional akan dilakukan dengan mempertimbangkan selective routes yang dianggap menguntungkan bagi perusahaan. Sebaliknya, Garuda Indonesia akan mengoptimalisasi rute penerbangan dengan berfokus pada rute domestik. Hal ini dilakukan sejalan dengan proses restrukturisasi yang sedang ditempuh perusahaan, baik dalam terhadap keuangan maupun operasional perusahaan.

Pemangkasan rute ini menjadikan Garuda Indonesia hanya akan memiliki 140 rute pada tahun 2022. Padahal, pada tahun 2019 Garuda Indonesia menyediakan total 237 rute penerbangan.

Berdasarkan keterangan Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, rute internasional yang dikurangi adalah rute-rute long hold seperti penerbangan ke Amsterdam, Korea, dan London.

Terhadap pengurangan jumlah rute penerbangan ini, Pakar Penerbangan Alvin Lie mengatakan bahwa keputusan ini akan membuka peluang pasar bagi maskapai lain. Menurut penjelasannya, maskapai Pelita Air dan TransNusa dan beberapa maskapai lain berpotensi untuk berebut rute penerbangan yang ditinggalkan Garuda Indonesia.

Dalam penjelasan pemberitahuan media massa BEI, Garuda Indonesia juga menjelaskan beberapa strategi lain untuk meningkatkan kegiatan operasional, yang mencakup menyesuaikan jumlah pesawat Perseroan serta penyesuaian jenis dan tipe pesawat. Mengenai hal ini Garuda Indonesia akan mengurangi jumlah pesawat dari total 202 pesawat, nantinya akan dikurangi menjadi sekitar 134 pesawat pada tahun 2022. 

Pengurangan jumlah pesawat juga akan diiringi dengan negosiasi ulang kontrak sewa pesawat untuk mencapai kesepakatan restrukturisasi sewa dengan skema power by the hour. Selain itu, Garuda Indonesia juga berencana meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui optimalisasi belly capacity  dan digitalisasi operasional.

Diketahui bahwa per September 2021, Garuda Indonesia memiliki total pendapatan sebesar 568 juta US Dolar (USD) dan total biaya operasional sebesar 1.29 miliar USD. Adapun total utang dari Garuda Indonesia saat ini mencapai 9.8 Miliar.

 

PNW

Dipromosikan