[Advertorial] PRABU, Mitra Solutif dalam Menjembatani Kebijakan Pemerintah untuk Hadapi Tantangan Bisnis

PRABU didirikan agar dapat menjembatani kebijakan-kebijakan pemerintah dengan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh dunia bisnis selama ini

CEO PRABU Widyaretna Buenastuti (Kiri) dalam seminar jaminan produk halal beberapa waktu lalu. Sumber Foto: Dok PRABU.

Policy Research Analysis and Business Strategy (PRABU) merupakan mitra atau partner dalam menemukan solusi positif dengan merancang strategi bisnis dan karya sosial perusahaan yang akan memberikan dampak positif bagi bisnis klien dan juga tujuannya. Perusahaan tersebut diperkenalkan oleh CEO-nya Widyaretna Buenastuti bersamaan dengan diadakannya seminar ‘Babak Baru Sertifikasi Halal Pasca Lahirnya BPJPH’ pada Rabu (25/10) di Hotel Atlet Century Park Jakarta.

Widya menjelaskan, PRABU didirikan agar dapat menjembatani kebijakan-kebijakan pemerintah dengan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh dunia bisnis selama ini. “Kita bisa memberikan fasilitas, diskusi, dialog yang terjadi insha Allah akan ditemukan solusi-solusi yang baik pemerintah ataupun juga untuk bisnis,” ujarnya.

PRABU akan fokus pada solusi positif dalam bidang Kebijakan Publik, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Capacity Bulding. Value dari PRABU adalah partnership, reliable, integrity, dan develop community. (Baca Juga: Tips untuk Importir atau Eksportir Bila Barangnya Diduga Bajakan).

“Satu hal mengenai develop community adalah bahwa kehadiran ‘PRABU’ tidak hanya untuk kepentingan untuk kami sendiri, tetapi bagaimana caranya supaya kita bersama-sama untuk menumbuhkan tanah di mana kita berdiri. Tidak hanya kita mencari keuntungan dari sisi pohon yang kita tanam, kemudian buahnya kita ambil sendiri, tetapi bagaimana tanah itu bisa kita gemburkan dan kita suburkan untuk bagaimana kita mengayomi sekitarnya. Itu filosofi yang kami tanamkan di PRABU,” kata Widya.

Lebih lanjut, Widya pun menjelaskan gunungan yang menjadi icon dari ‘PRABU’. “Gunungan memiliki filosofi babak baru dalam setiap hal di dalam kehidupan kita. Insya Allah dengan babak baru yang kita carikan solusi bersama mudah-mudahan kita dapat memberikan manfaat bersama untuk negara ini,” katanya.

Terkait seminar tersebut, Widya menjelaskan seminar merupakan salah satu media untuk menggali lebih dalam dari pelaku kepentingan antara peserta seminar dan juga narasumber untuk menyampaikan apa yang mereka hadapi di lapangan secara real. “Dan dari situ, input-input yang diperoleh dari seminar itu akan kita jadikan sebagai input untuk para pemangku kepentingan untuk bisa memastikan apakah kebijakan mereka itu sudah lebih baik atau perlu dipikirkan kembali untuk kepentingan masyarakat,” kata Widya.

Lebih lanjut, Widya menuturkan beberapa alasan diadakan seminar tersebut. Pertama, memang karena permasalahan sertifikasi halal sudah lama ditunggu oleh para pelaku bisnis. Kedua, media untuk berkomunikasi dengan pemerintah masih sangat terbatas. Ketiga, keterlibatan dari para industri juga masih terbatas. “Sehingga kami beripikir untuk mengadakan seminar seperti itu agar dialog dengan lembaga yang baru untuk melakukan penyelenggaraan jaminan produk halal ini terjadi,” katanya usai seminar.

Ia berharap PRABU bisa tumbuh dan bermanfaat bagi para pemangku kepentingan melalui ide-ide yang digulirkan dari hasil dialog, hasil seminar, hasil advokasi dengan para pemangku kepentingan. “Insha Allah kita bersama-sama mencari solusi karena itu merupakan salah satu value-nya PRABU bagaimana kita mencari solusi dari tantangan yang ada dalam dunia bisnis,” pungkasnya.

(PHB)

Dipromosikan