Aturan Diperkuat, Yahoo, Linkedin dan Epic Games Hengkang dari China

Aturan Diperkuat, Yahoo, Linkedin dan Epic Games Hengkang dari China
Image Source by Shutterstock

Aturan Diperkuat, Yahoo, Linkedin dan Epic Games Hengkang dari China

Di bawah pemerintahan Xi Jinping, China telah memperkuat aturannya terhadap sektor industri teknologi, pendidikan, permainan dan hiburan.

Beberapa perusahaan teknologi besar satu persatu mulai meninggalkan China. Terbaru, Yahoo telah menyusul Linkedin dan Epic Games telah mengumumkan bahwa ia telah menutup semua akses layanannya di China. 

Penarikan diri yang dilakukan oleh Yahoo dan juga perusahaan teknologi lainnya diduga menjadi salah satu respon akibat adanya penguatan aturan China terhadap perusahaan-perusahaan teknologi. 

“Hal ini adalah pengakuan atas lingkungan bisnis dan hukum yang semakin menantang di Tiongkok, layanan-layanan Yahoo tidak akan lagi dapat diakses dari Tiongkok per 1 November,” ucap Yahoo pada Selasa, (2/11). 

Cabutnya Yahoo bertepatan dengan implementasi Undang-undang baru pelindungan data di China yang berlaku mulai Senin (1/11). Undang-undang tersebut membatasi perusahaan untuk dapat mengumpulkan informasi pribadi dan aturan cara penggunaannya. Selain itu, Undang-undang itu mengatur bahwa perusahaan yang beroperasi di negara tersebut harus menyerahkan datanya jika diminta oleh pihak yang berwenang.

Sekitar sebulan yang lalu, anak perusahaan teknologi Microsoft, Linkedin juga hengkang dari China pasca diberlakukannya pengetatan aturan di bawah pemerintahan Xi Jinping. Dalam pernyataannya, Linkedin juga beralasan bahwa adanya lingkungan bisnis dan hukum yang lebih menantang.

Kilas Balik Kontroversial Yahoo di China

Sejak tahun 2007, eksistensi Yahoo dipenuhi gejolak dan kontroversial di China. Pasalnya, perusahaan tersebut mendapatkan kritik dari legislator negara asalnya yaitu Amerika Serikat karena memberikan data dua “pembangkang” Tiongkok kepada pihak yang berwenang yang akhirnya berujung kepada pemenjaraan dua orang tersebut

Diperkirakan di antara tahun 2012 2013 terdapat beberapa fitur Yahoo yang tidak dapat diakses di China seperti layanan musik, email dan berita. 

Kemudian di tahun 2015, Yahoo menutup kantornya yang berada di Beijing dan telah memecat ribuan pekerja Yahoo.

Pengetatan Aturan di Bawah Pemerintahan Xi Jinping

Akhir-akhir ini China sedang mengupayakan untuk memperketat kembali aturan-aturannya yang banyak berdampak terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di China. Terutama aturan terhadap industri teknologi, pendidikan, permainan dan hiburan.

Hal ini membuat banyak perusahaan selain Yahoo angkat kaki dari China dan membuat amblesnya nilai pasar dari perusahaan-perusahan China. Salah satunya adalah Epic Games yang juga mengumumkan Fortnite versi China, Fortress Night akan menutup layanannya pada 15 November mendatang.

Perusahaan yang telah mengembangkan permainan “battle-royale game” itu telah menutup pendaftaran baru sejak 1 November lalu. 

Pengetatan aturan di bawah kepemimpinan Xi Jinping juga merambat ke sektor permainan atau hiburan. Permainan harus melalui proses persetujuan yang ketat sebelum diluncurkan di China terlebih lagi permainan yang memiliki judul ke barat-baratan sering kali harus disensor secara ketat.

Selain itu, Fortress Night juga telah mengubah aturan permainannya salah satunya adalah pembatasan waktu permainan. Hal ini dikarenakan pada awal tahun 2021, China mengeluarkan aturan pembatasan waktu bermain “game online atau video game” untuk anak di bawah 18 tahun hanya selama tiga jam per minggunya. 

NR

Dipromosikan