Siap-Siap, Tiga Sektor Ini Akan Menjadi Fokus Utama Pemerintah Dalam Transisi Energi

Siap-Siap, Tiga Sektor Ini Akan Menjadi Fokus Utama Pemerintah Dalam Transisi Energi

Siap-Siap, Tiga Sektor Ini Akan Menjadi Fokus Utama Pemerintah Dalam Transisi Energi

“Semua upaya dari sisi supply dan demand ini akan mengurangi emisi sebesar 1.789 juta ton CO2e pada tahun 2060.”

Dalam acara Dialog Business 20 G20 (B20-G20) di Nusa Dua Bali, Pemerintah memaparkan bahwa pihaknya akan melakukan percepatan transisi energi di Indonesia dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan. Guna mencapai hal tersebut, pemerintah mempunyai beberapa beberapa strategi dari segi permintaan melalui tiga sektor utama yang menjadi fokus pemerintah, yaitu transportasi, industri, rumah tangga dan komersial.

“Semua upaya dari sisi suplai dan demand ini akan mengurangi emisi sebesar 1.789 juta ton CO2e pada tahun 2060. Kita akan mencapai nol emisi dari sektor ketenagalistrikan, namun 129 juta ton emisi karbon tetap ada di sektor industri dan transportasi,” jelas Rida dikutip keterangan resmi Kementerian ESDM, Jumat, (02/08/2022).

Di sektor transportasi, pemerintah akan meningkatkan pemanfaatan bahan bakar nabati, penetrasi kendaraan listrik, penggunaan hidrogen untuk truk, bahan bakar ramah lingkungan untuk penerbangan, bahan bakar rendah karbon untuk pengiriman (ammonia, hidrogen, bahan bakar nabati), bahan bakar elektronik yang berasal dari biosyngas, hidrogen hijau, dan elektrifikasi kapal untuk jarak dekat.

Lebih lanjut, pada sektor industri akan diperuntukan untuk meningkatkan pangsa listrik, hidrogen sebagai substitusi gas, substitusi biomassa, penyebaran Carbon Capture and Storage (CCS).

Sementara itu, dari sektor rumah tangga dan komersial, pemerintah berencana mengakselerasi penggunaan kompor induksi, pemanfaatan gas kota, hingga program efisiensi energi, antara lain optimalisasi pengelolaan energi dan penggunaan peralatan yang hemat energi.

Adapun untuk mencapai tujuan tersebut, Rida menuturkan bahwa Indonesia membutuhkan investasi hingga USD 1 triliun di tahun 2060 untuk pembangkit EBT dan transmisi. Besarnya pendanaan tersebut menurut Rida, memerlukan mobilisasi semua sumber keuangan baik dari perusahaan privat maupun publik.

Oleh karena itu, Ia menuturkan bahwa kerja sama dan kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan energi terbarukan, termasuk publik-swasta dan kemitraan bisnis ke bisnis, memiliki peran penting untuk memastikan semua potensi energi terbarukan dimanfaatkan.

“Kebutuhan finansial semakin tinggi mengingat kami bakal menerapkan pensiun dini PLTU batubara di tahun-tahun mendatang,” tutur Rida.

 

AA

Dipromosikan