Sinyal Inflasi Menguat, Ini Pilihan Alternatif Efisiensi yang Dapat Dilakukan Perusahaan Selain PHK

Tips Cerdas Hindarkan Bisnis dari Jurang Kebangkrutan

Sinyal Inflasi Menguat, Ini Pilihan Alternatif Efisiensi yang Dapat Dilakukan Perusahaan Selain PHK

“Suatu pemutusan hubungan kerja (PHK) sejatinya dapat berdampak buruk, baik bagi kehidupan pekerja maupun jalannya perusahaan.”

Baru-baru ini dikabarkan sejumlah perusahaan besar berencana melakukan pemotongan jumlah karyawan besar-besaran akibat penurunan penjualan di tengah tantangan ekonomi global. Salah satunya datang dari perusahaan teknologi, Intel Corp, yang diketahui berencana mengurangi karyawan yang kemungkinan bisa mencapai ribuan karena Intel sedang menghadapi perlambatan penjualan di pasar PC.

“Rencana itu akan memangkas sekitar 20% pegawai Intel,” tulis Bloomberg dalam laporannya dilansir Kontan, Rabu, (12/10/2022).

Menurut Intel, inflasi yang tinggi serta pembukaan kantor dan sekolah telah menyebabkan lebih sedikit orang menggunakan komputer PC dibandingkan pada masa pembatasan aktivitas sosial selama pandemi Covid-19.

Adapun selain Intel, Meta Platform juga dikabarkan akan memangkas karyawan Facebook hingga 12.000 orang akibat hambatan ekonomi global. Menurut laporan Business Insider, CEO Meta Mark Zuckerberg, telah mengatakan kepada direktur di seluruh dewan perusahaan bahwa mereka harus memilih setidaknya 15% dari tim yang akan dikeluarkan.

Kendati demikian, sebagaimana diketahui suatu pemutusan hubungan kerja (PHK) sejatinya dapat berdampak buruk, baik bagi kehidupan pekerja maupun jalannya perusahaan. Lantas, langkah apa yang bisa dilakukan perusahaan untuk melakukan efisiensi selain PHK?

Mengutip situs Drs. J. Tanzil & Associates, terdapat setidaknya 5 (lima) hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam hal terjadi kondisi ini, yakni:

  1. Memaksimalkan fungsi pengawasan anggaran
    Inefisiensi biaya biasanya terjadi karena perusahaan kurang melakukan pengawasan. Menurut Tanzil, perusahaan sebaiknya fokus mengawasi pos pengeluaran dengan frekuensi tinggi, tidak menyetujui pengeluaran yang tidak dianggarkan, dan meninjau ulang anggaran yang telah dibuat dengan mengurangi pos-pos pengeluaran yang tidak berdampak signifikan. Apabila perusahaan belum memiliki anggaran, maka perusahaan dapat membuat anggaran taktis untuk mengendalikan pengeluaran.
  2. Balance Scorecard
    Balanced Scorecard ini dilakukan memberikan imbalan lebih kepada karyawan high performers, sehingga karyawan diharapkan dapat terpacu memberikan kinerja terbaik mereka kepada perusahaan, dan bisnis perusahaan juga semakin berkembang. Perusahaan juga menghemat pengeluaran dengan tidak memberikan imbalan berlebih kepada karyawan low performers.
  3. Quality Control (QC)
    Perusahaan perlu mengendalikan dan memperhatikan kualitas produk karena kualitas produk yang baik dapat mempertahankan preferensi konsumen menggunakan produk perusahaan.
  4. Business Process Reengineering
    Rekayasa ulang proses bisnis dapat dilakukan apabila perusahaan menilai perlu dilakukan perubahan fundamental terhadap suatu sektor internal perusahaan Namun, langkah ini memiliki risiko yang sangat tinggi jika tidak diterapkan secara hati-hati.
  5. Program Pembayaran Berbasis Saham
    Program ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan pemberian tunjangan dalam bentuk kepemilikan perusahaan (saham) kepada karyawan level tertentu untuk mempertahankan mereka tanpa harus mengeluarkan kas.

 

AA

Dipromosikan