Tahan Suku Bunga Acuan, BI Menunggu Pemulihan Ekonomi di Indonesia

Tahan Suku Bunga Acuan, BI Menunggu Pemulihan Ekonomi di Indonesia
Image Source by infonews.id

Tahan Suku Bunga Acuan, BI Menunggu Pemulihan Ekonomi di Indonesia

Bank Indonesia diproyeksikan akan menahan suku bunga acuan pada level 3,50%. Langkah Bank Indonesia sejalan dengan tingkat inflasi yang saat ini masih tergolong rendah meski terlihat adanya peningkatan. 

Melalui Rapat Dewan Gubernur BI bulan Februari 2022, Bank Indonesia masih diproyeksikan akan menahan suku bunga acuan pada level 3,50%. Analis Makro ekonomi Bank Danamon, Irman Faiz mengatakan bahwa langkah Bank Indonesia sejalan dengan tingkat inflasi yang saat ini masih tergolong rendah meski terlihat adanya peningkatan. 

Faiz juga menyatakan bahwa BI tidak bisa selamanya menahan suku bunga acuan berada di level terendah. Diproyeksikan akan ada peningkatan suku bunga acuan yang dilakukan oleh BI menurut Faiz.

“Namun ini dengan catatan, jika kondisi pemulihan terus berlanjut dan inflasi terus meningkat. Sehingga BI perlu mulai bersiap menyesuaikan struktur operasi moneternya sebelum penyesuaian suku bunga,” ucap Faiz.

Menurutnya, BI akan memulai untuk meningkatkan suku bunga pada semester kedua di tahun 2022. Hal ini dapat terjadi dengan melihat inflation rate yang lebih akseleratif hingga ke 4% atau ambang batas atas kisaran sasaran BI. Berdasarkan kondisi ini, Faiz yakin bahwa BI berpeluang untuk meningkatkan suku bunga hingga 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan tersebut.

“Menimbang tingkat inflasi tersebut, BI punya ruang (menaikkan suku bunga) 4 kali sebesar 25 basis poin untuk peningkatan suku bunga tahun ini jika kondisi tersebut terpenuhi,” ucapnya.

Sebelumnya BI telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate sebesar 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur BI, Januari 2022. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan bahwa keputusan ini sudah sejalan dengan pentingnya bank sentral untuk menjaga stabilitas inflasi yang ada, nilai tukar mata uang, dan juga sistem keuangan.

“Serta upaya kami untuk menjaga pemulihan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat,” ujarnya, Kamis (20/1).

 

FDW

Dipromosikan