Pasca Studium Generale AAI, Advokat Semakin “Melek” Digital Marketing

Ke depan, perlu digelar pelatihan lanjutan, seperti bagaimana cara menulis yang baik.

Suasana Studium Generale "Digital Marketing for Lawyers". Sumber: Facebook.

Sejumlah advokat yang menjadi peserta dalam Studium Generale bertema “Digital Marketing for Lawyer” yang diselenggarakan oleh Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) dan LexGo Digital Agency mengaku semakin memahami pentingnya digital marketing bagi para advokat.

Salah seorang peserta, advokat Berlian Simbolon menilai bahwa acara tersebut sangat bermanfaat bagi para advokat.”Kala menurut Saya sih benar-benar berkualitas ya. Jadi pemilihan topiknya juga sesuai dengan kebutuhan. Dan pembicaranya juga sesuai dan memang benar-benar menguasai (mater,-red),” ujarnya ketika dihubungi KlikLegal, Rabu (14/6).

Berlian menambahkan bahwa materi-materi yang disampaikan dalam acara itu sangat membantu dan merupakan terobosan bagi para lawyer yang baru merintis bisnis jasa hukumnya agar bisa mengikuti perkembangan zaman yang serba online. Ia menuturkan dua pemateri yang dihadirkan juga telah berhasil menjelaskan kepada peserta, seperti dirinya, yang sebelumnya tidak memahami digital marketing, menjadi semakin “melek”. (Baca Juga: AAI Berharap Diskusi “Digital Marketing for Lawyer” Bermanfaat Bagi Peserta).

“Kebetulan Saya kan baru running lawfirm juga, baru sebulanlah. Saya pikir ini terobosan baru juga gimana sekarang ini kan semua orang go online ya. Apa-apa go online. Yang offline sih memang masikh berjalan, tetapi bagaimana pun kita harus tetap mengikuti perkembangan zaman. Jadi, Saya pikir acara kemarin itu sangat bagus ya,” tukasnya.

Lebih lanjut, Berlian memaparkan bahwa pasca mengikuti acara itu, ia berniat untuk semakin memperdalam dan mempraktekan digital marketing dalam bisnisnya. “Oh iya memang benar, kenapa nggak coba berdigital marketing. Dan akhirnya ada kepikiran untuk memperdalam lebih lanjut begitu,” tambahnya.

Berlian mengatakan setelah mengikuti acara ini dia berniat untuk memperdalam lebih lanjut dan akan mempraktekannya dalam bisnisnya. “Oh iya memang benar, kenapa nggak coba berdigital marketing. Dan akhirnya ada kepikiran untuk memperdalam lebih lanjut begitu,” ujarnya. (Baca Juga: Ini Tujuh Kesalahan Fatal yang Dapat “Membunuh” Lawfirm di Era Digital).

Tri Gendri Ririasih, peserta lainnya dalam acara Studium Generale itu, juga berpendapat senada. Ia menilai acara gawean bersama AAI dan LexGo ini bagus dan sangat diperlukan untuk strategi marketing para advokat. “Teorinya kan supaya kita bisa dikenal. Terus kemudian supaya kita misalnya klik (nama lawyer,-red) di google kita bisa menjadi urutan (halaman,-red) yang pertama,” ujar pemilik kantor hukum Gendri Ririasih & Partners ini.

Lebih lanjut, Tri Gendri menyambut baik langkah AAI yang tidak hanya berbagi ilmu di bidang hukum, tetapi juga ilmu tambahan yang diperlukan advokat. “Untuk acara AAI sendiri memang sering mengadilan Studium Generale. Itu bagus buat kita agar selalu belajar, agar selalu menambah wawasan ilmu. Nggak Cuma di bidang hukum saja,” katanya.

Pelatihan Cara Menulis yang Baik

Sebagai informasi, acara Studium Generale bertema “Digital Marketing for Lawyer” ini diisi oleh dua pemateri, yakni Pendiri Smart Legal Network Bimo Prasetio dan Digital Marketing Strategist di LexGo Digital Mochamad Danur Estu. Keduanya memaparkan pentingnya seorang advokat dirasakan kehadirannya secara online. Salah satu caranya adalah dengan produktif menulis di dunia maya. (Baca Juga: Lawfirm Harus Mulai Berpikir Menggunakan Strategi Digital Marketing).

Berlian Simbolon berharap ke depan acara bertema digital marketing ini bisa berlanjut ke tema berikutnya. “Jadi, harapannya sih sehubungan dengan digital marketing itu mungkin salah satu harapan Saya, penyelenggaranya bisa melaksanakan lagi dengan topik yang lain, mungkin bagaimana cara menulis yang baik,” tuturnya.

“Karema kayak Saya kantor hukumnya masih baru mau memulai dengan tulisan. Seperti pembicara kemaren bilang menulis itu tidak harus dengan bahasa yang resmi, dengan bahasa yang tinggi, itu nggak perlu. Jadi ada trik-trik untuk bisa bagaimana menulis yang baik agar bisa berkesan dan gampang diterima orang,” pungkas Berlian.

(PHB/ASH)

Dipromosikan