Amazon akan PHK 18 Ribu Karyawan, Pertanda Apa?

Amazon akan PHK 18 Ribu Karyawan, Pertanda Apa
Image Source by Phinisice.id

Amazon akan PHK 18 Ribu Karyawan, Pertanda Apa?

Ekonom memperkirakan bahwa risiko dunia mengalami resesi kini hingga mencapai sebesar 50% dalam 18 bulan ke depan.”

Baru-baru ini, dikabarkan bahwa raksasa toko online asal Amerika Serikat, Amazon, akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan-karyawannya. Tidak main-main, jumlah karyawan yang akan di PHK tersebut diperkirakan mencapai 18 ribu orang.

Hal ini dinyatakan langsung oleh Chief Executive Amazon Andy Jassy dalam keterbukaan publik perseroan. “Amazon telah melewati ekonomi yang tidak pasti dan sulit di masa lalu, dan kami akan terus melakukannya,” jelas Andy dilansir Tempo, Kamis (05/01/2023).

Menurutnya, Amazon juga selama ini telah berhasil dalam melewati beberapa ‘fase menantang’ beberapa waktu belakangan ini. Namun, Ia mengatakan bahwa perusahaan saat ini harus ‘melangsingkan’ perusahaan untuk memprioritaskan kesehatan bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

Sebab, para petinggi perseroan menilai bahwa ekonomi tahun ini memiliki kemungkinan untuk semakin memburuk. “Hasil pertemuan menyimpulkan tahun ini lebih sulit mengingat ekonomi yang tidak menentu,” ujar Andy.

Dalih ketidakpastian ekonomi sebagai alasan dibalik aksi PHK beberapa perusahaan memang sudah tidak asing lagi didengar. Meta, Netflix, dan Twitter merupakan tiga dari banyaknya perusahaan besar yang melakukan hal serupa.

Dilansir CNBC Indonesia, fenomena ini diduga terjadi dikarenakan perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari lalu yang membuat perekonomian global menjadi tidak stabil. Ekonom memperkirakan bahwa risiko dunia mengalami resesi kini hingga mencapai sebesar 50% dalam 18 bulan ke depan.

Tidak hanya itu, model bisnis perusahaan yang sepenuhnya bergantung kepada dana investor juga dinilai menjadi salah satu faktor terjadinya fenomena ini. Beberapa hal inilah yang kemudian membuat banyak karyawan di seluruh dunia harus terdampak akibatnya.

“Gaya bisnis startup yang mengedepankan pertumbuhan dengan arus kas negatif tidak akan bisa bertahan. Pada akhirnya, bisnis yang sehat harus punya arus kas yang positif,” dilansir CNBC Indonesia, Kamis (05/01/2023).

 

AA

Dipromosikan