Penggunaan Uang Elektronik Meningkat Pesat, BI Akan Siapkan Strategi Percepatan Digitalisasi Pembayaran

Penggunaan Uang Elektronik Meningkat Pesat, BI Akan Siapkan Strategi Percepatan Digitalisasi Pembayaran

Penggunaan Uang Elektronik Meningkat Pesat, BI Akan Siapkan Strategi Percepatan Digitalisasi Pembayaran

Percepatan digitalisasi pembayaran akan dilakukan dengan memperluas pemanfaatan QRIS dan BI-Fast, serta melakukan intensifikasi program elektronifikasi.

Pada Kamis, (20/01) Bank Indonesia (BI) mengungkap data transaksi secara non-tunai yang terjadi sepanjang tahun 2021. 

Berdasarkan pemaparan Gubernur BI, Perry Wirjoyo, transaksi uang elektronik tumbuh 49.06 persen year on year (yoy) atau mencapai sekitar Rp305,4 triliun. Sedangkan nilai transaksi digital banking meningkat 45,64 you atau mencapai Rp39,841 triliun.

Menurut Perry, tingginya transaksi uang elektronik ini disebabkan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja online, serta terdapat perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital dan akselerasi digital banking.

Dalam beberapa tahun terakhir, pembayaran non-tunai memang mulai banyak digunakan masyarakat, terutama setelah beberapa transportasi umum mewajibkan penggunaan uang elektronik untuk cara pembayaran, seperti KRL, Transjakarta, dan uang tol.

Perry menyampaikan bahwa BI memperkirakan pada tahun 2022 transaksi uang elektronik akan kembali meningkat sekitar 17,13 persen yoy atau mencapai Ro357,7 triliun dan transaksi digital banking akan tumbuh 24,83 persen yoy atau mencapai Rp49.734 triliun.

Untuk itu, pada tahun 2022 BI berencana melakukan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran. Hal ini akan diimplementasikan dengan perluasan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

BI akan berupaya mengimplementasikan strategi 15 juta pengguna baru QRIS, yaitu dengan melakukan kolaborasi dengan industri, Kementerian/Lembaga, serta komunitas terkait.

“Kami akan memperluas fitur-fitur QRIS dan menyiapkan model bisnis serta aspek teknis dalam rangka implementasi QRIS cross border dengan Malaysia,” ujar Perry.

Selain itu, untuk mendorong peningkatan transaksi banking, BI berencana meningkatkan perluasan layanan dan akseptasi pemanfaatan BI-FAST untuk transaksi antar bank yang lebih efisien.

Lebih lanjut, BI juga akan melakukan intensifikasi program elektronifikasi melalui digitalisasi bantuan sosial, elektronifikasi layanan Pemerintah Daerah, dan integrasi moda transportasi.

Beriringan dengan seluruh rencana tersebut, BI menyatakan tetap akan memastikan ketersediaan uang Rupiah di seluruh wilayah Indonesia melalui strategi digitalisasi dan perluasan distribusi uang, termasuk melalui Program Ekspedisi Rupiah Berdaulat ke wilayah 3T, dan perluasan gerakan Cinta Bangga dan Paham (CBP) Rupiah.

 

PNW

Dipromosikan