Proyeksi Investasi Rp 250 Triliun, Menteri Bahlil Siap Kembangkan Hilirisasi Industri

Proyeksi Investasi Rp 250 Triliun, Menteri Bahlil Siap Kembangkan Hilirisasi Industri
Image Source by Instagram/@bahlillahadalia

Proyeksi Investasi Rp 250 Triliun, Menteri Bahlil Siap Kembangkan Hilirisasi Industri

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia percaya Indonesia bisa menarik investasi Rp 200-250 triliun dalam forum TIIWG. Nantinya investasi ini akan direalisasikan untuk mendorong investasi ramah lingkungan dan berkeadilan.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimis dalam menargetkan Indonesia untuk bisa menarik nilai investasi sebesar Rp 200-250 triliun dalam forum Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG). Target ini ingin dicapai sebagai target investasi untuk mampu mendukung misi pemerintah dalam hilirisasi industri.

“Ini kalau angka kasar ya, bukan angka pasti, dalam target kami ini minimal Rp 200 sampai Rp 250 triliun itu bisa menjadi target,” ucap Bahlil dalam Inagurasi forum TIIWG.

Dikarenakan angka tersebut masih perhitungan sementara, maka proyeksi yang dicanangkan masih berpotensi untuk berubah, karena saat ini pemerintah sedang menyusun dan merumuskan detail nilai investasi yang dapat didapat Indonesia dari presidensi G20.

Bahlil berharap agar investasi ini bisa masuk ke pos berbagai program hilirisasi yang diupayakan pemerintah. Ia juga mengkhususkan dana investasi yang didapat untuk disalurkan guna menunjang kegiatan hilirisasi berbagai bahan baku.

“Yang kita dorong sektor hilirisasi, selain pariwisata, perkebunan yang saya rasa sudah berjalan. Sektor apa? batubara untuk menuju pada DME (Dimetil Eter) dan metanol, nikel ke baterai, cooper harus ada sampai dengan minimal 70% nilai tambahnya,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa Kementrian Investasi/BKPM akan mendorong investasi ramah lingkungan dan berkeadilan, sehingga tidak berfokus pada nominal semata.

Ia menegaskan bahwa negara Indonesia harus menjadi garda terdepan untuk berperan mendorong industri menuju green energy. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan green energy karena memiliki pasokan bahan baku dan arah kebijakan yang sudah berfokus pada konsep ramah lingkungan.

“Satu-satunya negara di dunia saat ini yang mendorong industri hulu ke hilirisasi adalah Indonesia. Tidak ada negara di dunia yang memulai membangun industri battery cell-nya dari tambang smelter, prekursor katoda,” kata Bahlil.

Sebagai informasi, Indonesia sebelumnya berhasil mendapatkan investasi senilai Rp 900 triliun di tahun 2021. Pemerintah mengharapkan pada momen presidensi G20 ini dapat mendorong pencapaian target investasi tersebut.

 

FDW

Dipromosikan