Mengenal Macam-Macam Outsourcing

Di Indonesia, banyak perusahaan yang masih menggunakan model personnel employment outsourcing.

Ilustrasi. Sumber Foto: http://www.creative-commons-images.com/

Dewasa ini banyak perusahaan yang merekrut tenaga kerja melalui perusahaan penyedia jasa tenaga kerja atau yang lebih dikenal dengan outsourcing (alih daya). Salah satu pertimbangan utamanya adalah untuk menghemat biaya. Bagi banyak perusahaan, langkah melakukan outsourcing ini menjadi pilihan yang menarik.

Ketua Umum Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) Greg Chen menjelaskan bahwa dalam praktek, outsourcing terbagi dalam berbagai macam yang digunakan sesuai kebutuhan perusahaan. (Baca Juga: Dampak Negatif Perkembangan Teknologi, dari PHK hingga Ancaman Kebangkrutan).

Pertama, adalah personnel employment outsourcing. “Tipe pekerjaannya bisa PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu,-red) atau temporer. Bisa juga permanen atau PKWTT (perjanjian kerja waktu tidak tertentu,-red). Jadi kita harus kontrak staff, bisa permanen juga,” ujar Greg dalam acara 1st Indonesia HR Journey & Expo 2017 yang bertema “How To Stay Relevant in The Future?” di Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/10) lalu.

Kedua, Business Process Outsourcing (BPO). BPO menyediakan sebuah layanan untuk melakukan sebagian business process dari perusahaan tanpa harus menjadi bagian dari perusahaan itu sendiri. (Baca Juga: Kemenaker, Bonus Demografi Dapat Menjadi Peluang Sekaligus Ancaman).

“BPO adalah benar-benar pertolongan. Jadi pekerjanya sendiri yang di sub-kontrakin. Pekerjaannya apa? Misalnya rekrutmen. HRD dulunya kan adalah cari orang yang masuk, tapi tidak punya orang. Punya budget, tapi susah cari orangnya. Spesifikasi tidak punya. Akhirnya diberikan keputusan, hak kantor namanya, nah itu semacam business process outsourcing, dimana kalau pekerjanya dapat, perlu langsung dibayar. Jadi itu pure pertolongan,” jelas Greg.

Kemudian, ketiga, Greg menyebut Information Technology Outsourcing (ITO), yakni penyedia jasa melayani fungsi-fungsi IT yang di subkontrakan. “Kalau zaman dulu, mungkin 20 tahun yang lalu, perusahaan punya IT tim sendiri, mau help desk-nya, mau programernya, system analis, dan seterusnya. Sistemnya pun semua di bawah perusahaan tapi sekarang data server disimpan di luar,” ujarnya. (Baca Juga: Bonus Demografi di Tahun 2020 Tidak Dinikmati Seluruh Daerah di Indonesia).

“IT helpdesk, banyak sekali sekarang perusahaan yang menggunakan IT services. Bapak Ibu perlu nge-print, tapi printernya enggak jalan, ternyata belum di update, itu bukan lagi kerjaan orang IT perusahaan Bapak Ibu lagi, tapi udah di-outsource ke orang ketiga. Bapak Ibu perlu bikin program, program HRD, buat SHV, SHV kan bukan buatan sendiri tapi di-outsource,” lanjut Greg.

Keempat, Knowledge Process Outsourcing (KPO). “Apa itu? Itu semacam Business Process Outsourcing, tapi lebih ke pengetahuan-pengetahuan yang di-outsource, skill-skill analisa, skill-skill pengetahuan, ilmu-ilmu pengetahuan,” ujarnya. (Baca Juga: Ada Enam Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia yang Jadi Fokus Kemenaker).

Menurut Greg, umumnya perusahaan di Indonesia lebih sering menggunakan Personnel Employment Outsourcing yang lebih banyak fokus ke orientasi proses, fungsional, menekan cost. Sedangkan, di luar negeri itu, perusahaan sudah mulai menggunakan Information Technology Outsourcing dan Knowledge Process Outsourcing.

“Jadi fokusnya bukan hanya menekan cost lagi, tapi untuk membantu perusahaan agar bisa knowledge jadi pasarnya, bisa berekspansi. Jadi fokusnya kalau luar negeri sudah ke situ,” katanya. (Baca Juga: Pekerja yang Di-PHK Perlu Diberi Akses Mudah Masuk ke Pasar Kerja Kembali).

Original Equipment Manufacturers

Lebih lanjut, Greg menjelaskan bahwa outsourcing juga semakin banyak digunakan untuk industri manufaktur. “Contohya seperti garment, sepatu Nike dan Adidas. Jaman dulu kan punya pabrik sendiri. Tapi kalau sekarang? Sudah tidak ada lagi yang punya pabrik sendiri. Semua sudah di sub-kontrakkan,” jelasnya.

Namun, di manufaktur, istilah yang digunakan bukan outsourcing, tetapi OEM, Original Equipment Manufacturers. OEM diartikan sebagai perusahaan yang membuat komponen yang dijual kepada perusahaan pembeli, kemudian perusahaan pembeli membuat suatu produk lain yang menggunakan komponen tersebut dan produk yang menggunakan komponen tersebut dijual dengan menggunakan merk perusahaan pembeli. (Baca Juga: Ini Tantangan yang Harus Dihadapi Serikat Pekerja di Era Globalisasi).

“Contohnya Nike, Polo, dst. Next, contohnya Apple, Samsung, banyak hp-hp (handpohone,-red) dan pc (personal computer,-red) yang teman-teman pakai sudah tidak menggunakan pabrik sendiri. Mereka sudah outsource hampir semuanya, chipsnya bukan dari apple, screennya bukan dari apple, headsetnya sendiri bukan dari apple. Apple hanya memegang teknologinya dan designnya. Yang lainnya sudah di outsource sepenuhnya,” pungkas Greg.

(PHB)

Dipromosikan