Lestari Indah, Insinyur yang Berkecimpung Selama 30 Tahun di Dunia Penanaman Modal

Memahami berbagai macam aspek atau bidang investasi. 

Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal BKPM Lestari Indah. Sumber Foto: Kliklegal/PHB

Modal adalah suatu hal yang sangat penting dalam meningkatkan iklim berusaha di Indonesia. Tanpa adanya modal, mustahil pembangunan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, peran Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang memberikan izin kepada investor menjadi hal yang penting. Apalagi, lembaga ini juga diisi oleh orang-orang yang sangat memahami tentang seluk beluk penanaman modal.

Salah satunya adalah Lestari Indah, seorang insinyur yang telah berkecimpung di dunia penanaman modal sejak 30 tahun lalu, hingga kini menjabat sebagai deputi bidang pelayanan penanaman modal BKPM. (Baca Juga: Sukoso, Pejuang Halal Sejak Masih di Bangku Kuliah).

Karier Lestari di BKPM dimulai sejak 1987. Sebelum terjun ke dunia penanaman modal, Lestari yang merupakan lulusan insinyur sipil sempat bekerja di salah satu perusahaan kontraktor yang ada di Indonesia. Bahkan, dirinya sempat mengajar sebagai dosen hingga akhirnya memilih menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tetap di BKPM.

Menurut alumnus Universitas Indonesia ini, hal yang paling menantang ketika bekerja di BKPM adalah banyak pengetahuan yang harus dikuasai dari berbagai aspek atau bidang. Sebab, BKPM itu juga bertugas melakukan koordinasi dengan 15 Kementerian yang ada di Indonesia. (Baca Juga: Wincen Santoso, Jadi Lawyer Internasional Harus Sensitif terhadap Kultur Berbagai Negara).

“Kalau saya kerja di pariwisata saya hanya tahu tentang pariwisata saja, sedangkan kalau di BKPM kita tahu semuanya. Ada pariwisata, ada industri, ada pertanian, ada kehutanan, ESDM, semua kita banyak tahu di sini,” ujar Lestari ketika ditemui KlikLegal, di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (15/1).

Selain itu, Lestari menuturkan, rekan-rekan kerjanya di BKPM juga berasal dari beragam latar belakang pendidikan. Ia menilai hal tersebut sebagai nilai positif karena masing-masing bisa bertukar atau mendapatkan banyak ilmu. Apalagi, lanjutnya, untuk penanaman modal itu tidak ada sekolah pendidikannya. “Kalau industri ada enggineering, kalau kehutanan ada, kalau penanaman modal itu enggak ada sekolahnya,” ujarnya.

Selain mendapatkan ilmu, kata Lestari, ada banyak hal menyenangkan yang bisa ia lakukan, misalnya bisa terjun langsung melihat pabrik, melihat pertambangan, melihat perhotelan, dan sebagainya. “Semua hal bisa sangat menarik di sini,” tuturnya. (Baca Juga: Mufti Djusnir, Sarjana Farmasi yang Memilih Profesi Sebagai Polisi).

Prospek Investasi di Indonesia

Lestari melihat bahwa investasi di Indonesia masih memiliki prospek yang sangat bagus. Ia mengutip pesan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bahwa investasi merupakan satu-satunya potensi yang masih sangat bagus dan perlu didorong untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri. “Dulu kita punya potensi tambang, sekarang kita arahkan tidak kepada mengambil role, tapi kita ke arah industrialisasi, industrinya atau hilirnya. Itu potensinya banyak sekali,” jelasnya.

Lebih lanjut, Lestari mencontohkan percepatan pengembangan destinasi pariwisata dari 10 Bali Baru, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan lain sebagainya. Menurutnya, untuk satu titik tempat bisa mendatangkan banyak investasi, bukan hanya dari wisatanya, bahkan sarana dan prasarannya juga banyak sekali. (Baca Juga: BKPM: Presiden Ingin Lebih Cepat dan Sederhana).

Bahkan dari dunia IT, Lestari menilai Indonesia memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Start-up layanan transportasi berbasis aplikasi seperti gojek, uber, dan sejenisnya memiliki prospek investasi yang sangat bagus di Indonesia. “Makanya Pak Presiden itu berharap semuanya kita itu bisa menyiapkan sistemnya yang bagus agar kita bisa memberikan orang datang ke sini nyaman,” kata Lestari.

Lestari berharap di Era Digital ini semua mekanisme yang sudah diatur dapat mempermudah investor baik asing maupun dalam negeri untuk menanamkan investasinya di Indonesia. “Dulu kan orang harus dateng ke sini, harus dateng ke daerah untuk minta izin, itu kan ada effort dan segala macamnya, itu pun kalau di Jakarta saja. Bahkan kalau lokasinya di tempat yang jauh untuk bolak baliknya harus kesana kesini itu kan enggak baguslah kalau kita kasih pelayanan yang tidak cepat, karena kan wilayah Indonesia kan luas banget,” tukasnya.

(PHB)

Dipromosikan